Apa yang salah dengan Pendidikan kita???
Pagi itu, dibawah pohon beringin yang teduh, kulihat anak kecil duduk bersandar pada lengan ayahnya. tanpa kata, tanpa tawa, tanpa ekspresi jiwa. Yang kurasakan ada dalam benaknya hanyalah rasa takut dan ragu pada sesuatu yang baru. padahal dia akan segera menapaki dunia baru dalam hidupnya. surga ilmu yang terangkum dalam sebuah kata SEKOLAH.
Namun anehnya, bukan ceria yang dia rasakan. aku tak tahu, meski sebenarnya aku ingin mencari tahu. kisah diatas adalah sesuatu yang pernah aku lihat, tangkap dalam keseharianku. bergelut dalam dunia pendidikan sudah aku niatkan saat aku terbentuk. aku hanya ingin anak didikku tertawa, aku ingin mereka bahagia, aku ingin menjadikan sekolah sebagai surga mereka, tempat terindah untuk mereka memulai segala ilmu pengetahuan. tapi aku tak berdaya...
Lalu apa, siapa dan kenapa? tiga pertanyaan itu menghantuiku. belum selesai aku bergumul dengan pertanyaan itu kembali pertanyaan lain muncul, Bagaimana? iya, bagaimana mengatasi semua itu? dimana letak kesalahan nya?
Guru kah yang salah, tidak bisa berfikir kreatif? tak mau tahu teknologi? menyepelekan RPP? atau bertindak keterlaluan dengan metode konvensional dimana papan tulis adalah sebuah layar tancap? ataukah guru yg selalu jadi subyek? atau lebih parah lagi hanya memberikan catatan kepada siswa, kemudian meninggalkan siswanya untuk mencatat, atau meringkas dari buku, atau mengerjakan soal yang diberikan??? tak tau juga aku.
atau...
Siswa kah yang salah yang muak dengan pelajaran, ujian, PR dan catatan yang sangat panjang, yang begitu menjemukan bagi mereka? tak pernah mereka merasa nyaman dengan belajar sambil bermain, tak pernah merasa guru adalah sahabat dan teman mereka? aku juga tak tau.
mungkin...
Orang tua kah yang salah, yang menitipkan pendidikan anak hanya ke sekolah, sedangkan dirumah mereka tidak pernah perduli apa yang dipelajari oleh anak anak ? yang penting bisnis jalan terus! ah tak tau itu urusan mereka.
ataukah...
Pemerintah kah yang salah, yang membuat anak-anak senang dengan adanya remedial, toh tidak belajar juga ada remedial. dengan segala kurikulum yang yang berganti-ganti ketika kurikulum yang lalu belum mencapai titik tuju??? yang terus meningkatkan nilai kelulusan tanpa mempertimbangkan dampak emosional dan psikis siswa. fuhh.. terlalu ribet memikirkan sistem kita..tak tau deh.
mungkinkah...
Atau sekolah kah yang salah yang mengejar akreditasi terbaik, dengan mewajibkan anak-anaknya lulus, yang merelakan sagala manipulasi nilai yang tidak sesuai dengan kemampuan si anak??? aku angkat tangan.. gak ikut-ikut deh.
Tapi...
Aku percaya, hanya dengan bertanya pada hati nurani kita, kita bisa menjawab semuanya… itukah gambaran pendidikan kita sekarang???
banyak siswa berprestasi, sangat banyak,,,, banyak siswa juara olimpiade,, banyak sekali,, tapi berapa persen kah dari jumlah siswa yang sedang mengecap pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar